(Dok. jogja.solopos.com) |
Suatu pagi, Jon Koplo berangkat bersama Tom
Gembus menuju lahan melon bersama-sama. Di tengah perjalanan, Gembus meminta berhenti
di warung terlebih dahulu untuk sarapan. Sungguh apes, sampai di warung
ternyata nasi dan sayurnya masih dimasak. Karena terlanjur berhenti, Koplo dan
Gembus memutuskan untuk menunggu hingga nasi dan sayurnya matang sembari
memesan es teh manis. Sambil minum es teh mata Koplo clingak-clinguk melihat
seisi ruangan warung. “Siapa tahu ada sesuatu yang dapat digunakan untuk mengganjal
perut sementara” batin Koplo. Dan benar saja, di meja yang terletak di sudut
warung terdapat tumpukan panci rantang. Setelah dibuka, isinya ada mendoan dan
tahu bacem.
Beruntung, tak berapa lama kemudian si
empunya warung telah mengantarkan nasi dan sayur pesanan Koplo dan Gembus. Merasa
ada yang kurang, Koplo pun berinisiatif untuk mengambil mendoan dan tahu
bacemnya lagi untuk lauk. Hanya saja ketika menoleh ke meja yang ada panci
rantangnya tadi, di sana sudah terlihat seorang bapak yang juga sedang membuka
isi panci rantang itu. Menyadari hal itu, Tom Gembus pun berkata pada Koplo, “Wis
gek uwis ra popo, sik penting sopan le njupuk”. Karena merasa sebagai karyawan
Gembus, tanpa pikir panjang Koplo lantas mengikuti kehendak Tom Gembus untuk
mendekat ke meja yang ada panci rantangnya tersebut. “Nuwun sewu Pak, kulo tak
nderek mendet mendoan kalih tempe bacemipun”,
ucap Koplo.
Selesai makan, Koplo mendekati si
empunya warung dan menjabarkan apa saja yang dipesan. Ketika Koplo menyebutkan makan
mendoan dan tahu bacem, si empunya warung malah mlongo. “Kulo mboten nyade
mendoan kalih tahu bacem, Mas”, ucap pemilik warung. “Kadose panci rantang meniko
kagungane bapak sik lenggah wonten ing meja pojok niku Mas”, jawab si empunya
warung. Muka Koplo langsung memerah, teringat tadi sudah berani mengambil
mendoan dan tahu bacem di panci rantang, padahal sama sekali tidak ditawari
oleh pemiliknya. Akhirnya, Koplo mendekati lagi bapak-bapak yang duduk di meja
sudut warung untuk mminta maaf. Melihat tingkah Koplo itu, Tom Gembus justru
terkekeh-kekeh walaupun sebenarnya dia juga ikut makan mendoan dan tahu
bacemnya.
Dimuat dalam "Ah Tenane" Solopos edisi 14 Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar