Batal Dodolan



Dok. Solopos

Beberapa bulan lalu ketika musim durian tiba, disetiap sudut kota Wates ramai dengan pedagang durian. Meskipun jumlah pedagang lumayan banyak, namun setiap pedagang tak pernah sepi dikunjungi pembeli. Melihat peluang bisnis seperti ini, Jon Koplo pun turut tertarik untuk ikut serta menjadi penjual durian. Apalagi dirumah Jon Koplo sudah ada mobil pick up, sehingga sarana transportasi tak menjadi masalah buat Jon Koplo. Kemudian, keinginan Jon Koplo ini diutarakan kepada temannya, Tom Gembus. Dia ternyata setuju dengan ide Koplo untuk berbisnis durian ini. Akhirnya, mereka patungan mengumpulkan sejumlah uang untuk modal. Esok harinya, mereka berangkat menuju desa Semono, kecamatan Bagelen. Jalan desa lumayan sempit, selain itu tempatnya didaerah pegunungan. Bahkan sinyal hp pun tak bisa tertangkap ketika mereka berada di sana. Sesampai di desa Semono, pick up-nya mereka parkir di dekat sebuah masjid, dan mereka melanjutkan dengan jalan kaki. Mobil tidak bisa dibawa naik lebih jauh lagi, karena jalannya sangat kecil sehingga hanya bisa dilalui sepeda motor atau pejalan kaki saja.

Setengah jam lebih mereka berjalan, akhirnya mereka berdua menemukan petani durian yang sedang mengumpulkan durian hasil panen. “Pak, sudah ada yang memesan belum ini semua duriannya?”, tanya Koplo. “Belum ada Mas”, jawab si empunya kebun durian. Akhirnya, Jon Koplo menawar semua durian itu, hingga akhirnya terjadi kesepakatan. “Mau diangkut pakai apa Mas?”, tanya bapak pemilik kebun durian. “Pakai pick up Pak, tadi saya tinggal di bawah sana dekat masjid”, jawab Koplo. “Sini Mbus kuncinya, biar saya ambil pick up-nya”, ucap Koplo. “Loh..kan tadi yang nyetir kamu, kuncinya ya di kamu!”, jawab Tom Gembus. “Kan kamu tadi Mbus yang paling belakang turun dari mobil”, ucap Koplo lagi. Ternyata, ketika turun dari mobil, Tom Gembus langsung mengunci pintu dari luar. Sementara, kunci pick up-nya masih tertancap di dalam mobil. Akhirnya, mereka pun batal jadi bakul duren. Parahnya lagi, mereka butuh waktu hingga malam hari  untuk membongkar kaca mobil dan mengambil kunci di dalam pick up yang terkunci. “Ealah..untung tak dapat diraih, malang pun tak dapat ditolak”, gerutu Tom Gembus.

Dimuat di kolom Ah Tenane Solopos edisi 3 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar