Angpau Lebaran


(Dok. Pribadi)
Hari Raya Idul Fitri kali ini aku harus berfikir keras untuk menambah pemasukan. Soalnya, pendapatanku dari berdagang di bulan puasa ini malah menurun. Sementara, di depan mata para ponakan pasti minta jatah angpau di hari lebaran nanti. Untung ada teman yang menawari saya pekerjaan sampingan, yaitu merambatkan dahan tumbuhan melon ke potongan bambu. Tujuannya agar buah melon yang dihasilkan bisa bulat utuh, tidak benjol seperti kalau dahan melon hanya diletakkan di atas tanah. Meski belum pernah melakukan pekerjaan itu, tanpa pikir panjang aku menerima tawaran dari teman ku itu. Sebab bayaran yang ditawarkan lumayan, 100 ribu per harinya. Esok harinya aku langsung ikut dia ke lahan tempat menanam melon di daerah Pundong, Bantul.
Dia berpesan agar berhati-hati, sebab di tanaman melon ada semacam lugut yang gatal kalau mengenai kulit. Tapi dari situ lah musibah justru datang menghampiriku. Saking semangatnya merambatkan dahan melon ke potongan bambu, dahan melon yang aku tarik malah mengenai mata kiri ku. Alhasil, mata kiriku terasa sangat perih. Celakanya lagi, aku obati pake obat mata biasa tidak mempan. Rasa sakit dan perih di matanya tidak mau hilang. Aku menduga pasti ada lugut dahan melon yang tertinggal di mata kiriku itu. Lalu aku bawa ke RSUD Wates, di sana saya langsung diperiksa di Poli Mata. Dan benar, dokter yang memeriksa mengatakan ada lugut dahan melon yang tertinggal di dalam mata. Dokter itu lantas meneteskan semacam cairan yang membuat mata terasa dingin. Sehingga, waktu lugut diambil dengan jepitan kecil mata tidak terasa sakit
Seperti biasa, sebelum meninggalkan ruang pemeriksaan dokter menuliskan resep yang harus di tebus di apotek. Sesampai di apotek, saya menyerahkan resep tersebut ke apoteker. Beberapa menit kemudian apoteker menyodorkan obat beserta harganya. Semuanya habis tiga ratus ribu rupiah!!. Padahal upahnya bekerja seharian saja hanya seratus ribu. Eh, malah harus tombok bayar biaya obati mata. Mau cari tambahan buat angpau lebaran, tetapi malah tombok sudah kasih angpau sebelum lebaran. “Mungkin belum rejekinya”, gerutuku dalam hati. (Naskah asli sebelum diedit oleh redaktur)

Dimuat dalam AH TENANE Harian Solopos edisi 20 Juli 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar